+65 9145 5793 Mon to Fri : 09:00AM to 05:00PM, Sat : 09:00AM to 01:00PM. Closed on Sun and PH.
Instagram Facebook TikTok
“John injured the left knee while playing soccer last month. He heard a “pop” sound when he kicked, followed by severe knee pain and swelling. He was not able to continue soccer. He could not even walk properly. The pain and swelling gradually subsided but his knee gives way when walking.”

Cedera lutut sangat umum terjadi saat melakukan aktivitas olahraga. Sebagian besar cedera bersifat ringan dan tidak menyebabkan gangguan fungsional yang signifikan. Namun, terkadang cedera bisa cukup berat seperti dalam kasus di atas, yang menyebabkan nyeri lutut, pembengkakan, dan ketidakstabilan. Rasa nyeri dan pembengkakan biasanya akan berkurang seiring waktu. Namun, jika lutut terasa tidak stabil atau “copot” saat bergerak, ada kemungkinan besar ligamen anterior cruciate (ACL) robek.

ACL adalah ligamen penting yang berfungsi menstabilkan lutut. Ketika ACL tidak lagi berfungsi akibat cedera, lutut menjadi tidak stabil. Penderita tidak bisa melakukan gerakan memutar (pivot) dengan baik. Atlet tingkat tinggi tidak dapat berfungsi secara optimal tanpa ACL yang berfungsi baik.

Operasi rekonstruksi ACL dilakukan untuk mengganti ACL yang robek. Operasi ini dilakukan dengan metode sayatan kecil (keyhole surgery). Prosedur rekonstruksi ACL dapat dilakukan sebagai operasi rawat jalan atau pasien dapat menginap satu malam di rumah sakit untuk observasi pascaoperasi. Setelah operasi, pasien harus menjalani fisioterapi intensif untuk mendapatkan hasil terbaik.

Dr Tony Setiobudi adalah Dokter Spesialis Bedah Ortopedi dan Tulang Belakang di Rumah sakit Mount Elizabeth (Orchard), Singapura. Beliau menangani berbagai masalah tulang, sendi, otot, dan ligamen pada orang dewasa maupun anak-anak. Beliau memiliki minat khusus dalam penanganan saraf terjepit dan masalah tulang belakang seperti nyeri punggung dan leher, skoliosis, kifosis, tumor dan infeksi tulang belakang, cedera saraf tulang belakang, patah tulang akibat osteoporosis, stenosis spinal, dan saraf terjepit (slipped disc).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Close
Close
Sign in
Close
Cart (0)

Tidak ada produk di keranjang. Tidak ada produk di keranjang.