
Cedera lutut sangat umum terjadi saat melakukan aktivitas olahraga. Sebagian besar cedera bersifat ringan dan tidak menyebabkan gangguan fungsional yang signifikan. Namun, terkadang cedera bisa cukup berat seperti dalam kasus di atas, yang menyebabkan nyeri lutut, pembengkakan, dan ketidakstabilan. Rasa nyeri dan pembengkakan biasanya akan berkurang seiring waktu. Namun, jika lutut terasa tidak stabil atau “copot” saat bergerak, ada kemungkinan besar ligamen anterior cruciate (ACL) robek.
ACL adalah ligamen penting yang berfungsi menstabilkan lutut. Ketika ACL tidak lagi berfungsi akibat cedera, lutut menjadi tidak stabil. Penderita tidak bisa melakukan gerakan memutar (pivot) dengan baik. Atlet tingkat tinggi tidak dapat berfungsi secara optimal tanpa ACL yang berfungsi baik.
Operasi rekonstruksi ACL dilakukan untuk mengganti ACL yang robek. Operasi ini dilakukan dengan metode sayatan kecil (keyhole surgery). Prosedur rekonstruksi ACL dapat dilakukan sebagai operasi rawat jalan atau pasien dapat menginap satu malam di rumah sakit untuk observasi pascaoperasi. Setelah operasi, pasien harus menjalani fisioterapi intensif untuk mendapatkan hasil terbaik.
Dr Tony Setiobudi adalah Dokter Spesialis Bedah Ortopedi dan Tulang Belakang di Rumah sakit Mount Elizabeth (Orchard), Singapura. Beliau menangani berbagai masalah tulang, sendi, otot, dan ligamen pada orang dewasa maupun anak-anak. Beliau memiliki minat khusus dalam penanganan saraf terjepit dan masalah tulang belakang seperti nyeri punggung dan leher, skoliosis, kifosis, tumor dan infeksi tulang belakang, cedera saraf tulang belakang, patah tulang akibat osteoporosis, stenosis spinal, dan saraf terjepit (slipped disc).