Oleh Dr Tony Setiobudi BMedSci, MBBS, MRCS, MMed (Ortho), FRCS (Ortho)
Apa Itu Skoliosis?
Skoliosis adalah kondisi kelainan bentuk tulang belakang di mana tulang belakang melengkung secara tidak normal. Kondisi ini umumnya terjadi pada anak perempuan di usia remaja awal. Penyebabnya biasanya tidak diketahui, dan kondisi ini disebut sebagai Adolescent Idiopathic Scoliosis (AIS).
Deteksi Dini dan Penanganan Awal
Di Singapura, sekolah-sekolah melakukan skrining untuk mendeteksi skoliosis secara dini. Deteksi awal sangat penting agar penanganan non-invasif seperti penggunaan brace (penyangga tubuh) dapat dilakukan untuk menghentikan perkembangan lengkungan.
Lengkungan pada tulang belakang cenderung bertambah besar seiring pertumbuhan tinggi badan anak.
Dampak Skoliosis
Lengkungan yang lebih besar dapat menyebabkan masalah seperti asimetris pada tubuh, contohnya:
Salah satu bahu tampak lebih tinggi dari yang lain
Pinggul atau pinggang di satu sisi tampak lebih menonjol
Kondisi ini bisa menurunkan rasa percaya diri anak, meskipun umumnya skoliosis lebih merupakan masalah penampilan dibandingkan masalah kesehatan serius.
Kapan Perlu Operasi?
Jika lengkungan mencapai sekitar 50 derajat pada anak yang masih dalam masa pertumbuhan, maka tindakan operasi disarankan. Lengkungan sebesar ini berisiko semakin memburuk saat dewasa, jika tidak ditangani.
Tujuan operasi adalah untuk:
Mengurangi besar lengkungan
Menstabilkan tulang belakang menggunakan batang dan sekrup (rods and screws)
Operasi dilakukan dengan bantuan neuromonitoring, yaitu pemantauan fungsi saraf secara real-time sepanjang prosedur berlangsung.
Hubungi Kami
Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, silakan hubungi kami di:
📩 orthopaedic@spring-hope.com
Dr Tony Setiobudiadalah seorang Dokter Spesialis Bedah Ortopedi & Tulang Belakangdi Mount Elizabeth Hospital (Orchard), Singapura. Beliau menangani berbagai masalah tulang, sendi, otot, dan ligamen pada dewasa maupun anak-anak. Fokus utamanya adalah pada masalah saraf terjepit dan gangguan tulang belakang seperti nyeri punggung dan leher, skoliosis, kifosis, tumor dan infeksi tulang belakang, cedera saraf tulang belakang, patah tulang akibat osteoporosis, spinal stenosis, dan saraf terjepit.